Pandangan terhadap hal-hal ukhrowi (masalah-masalah keakhiratan) terkadang masih menjadi deret kesekian sebaliknya masalah keutamaan mencari dunia tetap menjadi primadona bagi setiap manusia pada umumnya. Sehingga ada pensikapan yang tidak adil terhadap keduanya dimana manusia ingin surga tetapi masih lebih mengutamakan dunia pada prosesnya. Atau boleh dikatakan seperti ini, dengan berusaha mendapatkan dunia sebaik-baiknya juga berharap surga yang sebaik-baiknya. Bisakah?
Jawabnya kan pasti Wallohu'alam bishowab, artinhya urusan itu sangat-sangat bergantung kepada keridlaan Alloh SWT, setuju. Tapi apakah ga ada parameter tuh untuk hal-hal itu, saya kira pasti ada dan harus ada sebab Alloh SWT, telah memberikan kita segalanya. Mencipta manusia dengan semua kebutuhannya, mencipta manusia dengan manual booknya, harus bagaimana dan tidak boleh bagaimana juga sudah tersedia di sisinya.
"Hai
orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli
yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. 10. apabila
telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. 11. dan apabila
mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya
dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa
yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan
Allah Sebaik-baik pemberi rezki." (Qs. Al Jumu'ah: 9-11)
“Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu bahwasanya Rasulullah Saw
bersabda: “Sekiranya orang-orang mengetahui (keutamaan) mengumandangkan
azan dan shaf yang pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali
harus dengan mengundi, niscaya mereka akan melakukan undian (untuk
mendapatkannya).” (HR. Bukhari)